Archive for the ‘Mikroelektronika 2010’ Category

Mengujicoba Dioda dan Kapasitor

Mikroelektronika-Sem Genap 2009-2010

Praktikum pengukuran diode penyearah (rectifier) biasa dan zener

Untuk mengukur keadaaan diode dapat dilakukan dengan cara:

  1. Posisikan multimeter pada posisi Ohm meter kali satu.
  2. Kalibrasi Ohm meter sehingga jarum benar-benar pada posisi nol (putar knob kalibrasi)
  3. Ukurlah sebuah diode dengan menghubungkan sembarang probe (kabel) Ohm meter merah dan hitam pada sembarang kaki diode (pada kedua kakinya), kemudian baliklah kedua probe merah dan hitam unutuk kaki yang berbeda. Untuk kondisi diode yang masih bagus, maka anda akan mendapati jarum Ohm meter akan bergerak menyimpang ke kanan sebanyak satu kali dan tidak bergerak sama sekali sebanyak satu kali.
  4. Saat jarum Ohm meter bergerak atau menyimpang tadi maka pada dasarnya anda sudah bisa menentukan bahwa kaki diode yang terhubung ke probe merah adalah KATODA dan yang terhubung ke probe hitam adalah ANODA.

Tugas :

Ukurlah diode bridge sesuai dengan keterangan yang ada pada fisik diode bridge dengan prinsip pengukuran diode di atas. Gambarlah isi dari diode bridge tersebut sesuai dengan teorinya!

Untuk mengukur Kapasitor Elektrolit adalah dengan cara:

  1. Posisikan multimeter pada posisi Ohm meter kali satu.
  2. Kalibrasi Ohm meter sehingga jarum benar-benar pada posisi nol (putar knob kalibrasi)
  3. Hubungkan kaki Elko dengan jarum Ohmmeter, bolak-balik lah kedua probenya. Salah satu posisinya akan membuat jarum Ohmmeter bergerak menyimpang sesaat ke kanan dan kembali ke posisi jarum di sebelah kanan (resistansi sangat besar).
  4. Jika jarum Ohm meter tidak bergerak sama sekali untuk kondisi kedua probe merah dan hitam dibolak balik beberapa kali pada kedua kaki Elko, maka ubahlah skala Ohm meter menjadi   x10, x100 dan atau  x1K.
  5. Untuk kondisi Elko yang bagus maka jarum Ohm meter akan seperti langkah 3 (jarum bergerak menyimpang ke kanan sebentar dan langsung kembali ke kiri).

Tugas:

Dengan menggunakan Ohm meter (berbagai skala à X1, X10, X100 atau X1K) ukurlah kapasitor keramik dan mika yang ada pada bahan praktikum yang disediakan, yang semuanya ada pada kondisi bagus (baru), amati kondisi multimeter dan buatlah singkat anda dari hasil yang didapatkan!

Untuk kedua tugas di atas, butlah tulisan seperti biasa untuk keperluan posting di blog kelompok masing-masing. Selamat praktikum dan mendapatkan hasil yang baik.

Pengampu,

Budi Rahmani

Praktikum 3 – Mikroelektronika

Praktikum  : 3

MK  : Mikroelektronika

Pengampu : Budi Rahmani

Judul  : Resistor : Rangkaian seri  & paralel untuk mencari Resistor pengganti

Tujuan : Diharapkan mahasiswa mampu membuat rangkaian R pengganti

dengan menggunakan prinsif rangkaian R seri ataupun paralel.

Kegiatan mahasiswa :

  1. Mahasiswa memahami tata cara memasang komonen elektronika percobaan pada project board
  2. Membuat rangkaian seri dan paralel dan mengukurnya dengan menggunakan multimeter (ohm meter)
  3. Membandingkan hasil pengukuran rangkaian R seri ataupun paralel dengan teorinya.
  4. Mencari R pengganti dari nilai resistansi tertentu dengan menggunakan bahan yang diberikan.
  5. Melaporkan (posting) hasil pembacaan masing-masing nilai resistor di blog kelompoknya.

Teori pendahuluan:

Project board merupakan alat yang dapat digunakan untuk membuat rangkaian elektronika sederhana maupun yang kompleks. PB (Project board) ini memiliki konfigurasi atau susunan hubungan internal masing-masing lubang (hole) ke lubang yang lain adalah sebagaimana gambar 1 di bawah. Jadi untuk membuat rangkaian seri ataupun paralel dari resistor-resistor yang diberikan dapat merangkainya berdasarkan konfigurasi lubang-lubang dari project boardnya.

Langkah kerja :

  1. Masing-masing ketua kelompok menyiapkan bahan berupa berbagai nilai resistor dan dimasukkan kedalam kantung plastik kecil
  2. Ketua kelompok atau anggota kelompok yang lain bertugas menyiapkan alat berupa multimeter analog dan project board, kemudian memastikan bahwa alat yang akan digunakan masih dalam keadaan bagus.
  3. Masing-masing kelompok beserta anggotanya melakukan pengukuran berbagai nilai resistor yang diparalel atau diseri lalu kemudian mencatatnya
  4. Masing-masing kelompok mencoba membuat rangkaian resistor pengganti dari nilai-nilai resistor yang ditugaskan untuk dicari penggantinya.
  5. Hasil pengamatan dilaporkan oleh masing-masing kelompok pada blog yang sudah dibuat.

Tugas :

Cobalah mencari R pengganti dengan menggunakan resistor yang sudah ada untuk nilai resistansi berikut ini :

  1. 540 ohm
  2. 350 ohm
  3. 2500 ohm (2k5)
  4. 700 ohm
  5. 3000 ohm (3k)
  6. 4500 ohm (4k5)

Referensi :

Suryanto, F. ,2002. Dasar-dasar Teknik Listrik. Bina Adiaksara. Jakarta

Praktikum 2 – Mikroelektronika

Praktikum : 2

MK : Mikroelektronika

Pengampu : Budi Rahmani

Judul : Mengukur Resistansi reistor menggunakan multimeter (Ohm meter)

Tujuan : Diharapkan mahasiswa mampu menggunakan multimeter (Ohm

meter untuk mengukur macam-macam nilai reristor dan membandingkan dengan kode warna yang dimilikinya.

Kegiatan mahasiswa :

  1. Mahasiswa memahami tata cara mengoperasikan multimeter, terutama posisi Ohm meter
  2. Mengukur berbagai nilai resistansi dan mencatat hasil pembacaan masing-masing nilai resistor kelompoknya.
  3. Melaporkan (posting) hasil pembacaan masing-masing nilai resistor di blog kelompoknya.

Teori pendahuluan:

Multimeter seperti namanya adalah kumpulan alat ukur untuk mengukur besaran tertentu diantaranya adalah besaran tegangan yang diukur dengan Volt meter, besaran Arus yang dikukur dengan menggunakan Ampere meter dan besaran resistansi yang diukur dengan Ohm meter. Multimeter yang digunakan pada praktikum kali ini adalah multimeter analog yang masih menggunakan simpangan jarum yang berada pada skala tertentu untuk memperlihatkan hasil dari pengukuran besaran-besaran tersebut.

Pada multimeter analog, posisi nilai nol dari pembacaan yang dilakukan untuk besaran tegangan dan arus adalah berada pada posisi kiri dari tampilan angka-angka multimeter. Artinya bahwa nilai tegangan dan arus yang terukur akan semakin besar jika posisi jarum menyimpang lebih jauh dari posisi nol disebelah kiri dan akan dikalikan dengan nilai posisi selektor (saklar pemilih pengali hasil pengukuran).Sedangkan untuk pembacaan nilai resistansi, posisi nilai nol adalah berada pada posisi palin kanan. Untuk mengkalibrasi atau melakukan penyesuaian (adjustment) maka pada posisi pengukuran resistansi ini disediakan satu potensiometer yang dapat diputar untuk memposisikan jarum multimeter (ohm meter) pada posisi nol dengan cara memutarnya searah jarum jam atau berlawanan dengan jarum jam.

Yang perlu diperhatikan pada penggunaan Ohm meter ini bahwa Ohm meter menggunakan tegangan baterai sebesar tiga dan sembilan Volt saat dioperasikan untuk mengukur resistansi, termasuk pada saat selektor sudah berada pada posisi salah satu dari beberapa nilai pengali dalam pengukuran resistor. Untuk itu perlu diperhatikan bahwa setiap kali tidak melakukan pengukuran dengan multimeter, lebih-lebih dengan Ohm meter, maka posisi selektor multimeter harus berada pada posisi OFF atau paling tidak berada pada posisi AC Volt meter dengan skala tertinggi (x1000).

Berikut adalah gambar dari sebuah multimeter analog yang terdiri antara lain:

Langkah kerja :

  1. Masing-masing ketua kelompok menyiapkan bahan berupa berbagai nilai resistor dan dimasukkan kedalam kantung plastik kecil
  2. Ketua kelompok atau anggota kelompok yang lain bertugas menyiapkan alat berupa multimeter analog dan memastikan bahwa alat yang akan digunakan masih dalam keadaan bagus.
  3. Masing-masing kelompok beserta anggotanya melakukan pengukuran berbagai nilai resistor dan mencatatnya
  4. Hasil pengamatan dilaporkan oleh masing-masing kelompok pada blog yang sudah dibuat.

Tugas :

  1. Carilah teori-teori dari buku atau data perusahaan produsen multimeter mengenai hal-hal antara lain: sensitifitas multimeter, impedansi internal dan posisi pengukuran.
  2. Bandingkan nilai resistansi hasil pengukuran dengan nilai yang tertera berdasarkan kode warna yang ada di resistor, dan tentukan apakah nilai hasil pengukuran masih dalam range toleransinya.

Referensi :

Suryanto, F. ,2002. Dasar-dasar Teknik Listrik. Bina Adiaksara. Jakarta

Praktikum 1 – Mikroelektronika

Praktikum : I
MK : Mikroelektronika
Pengampu : Budi Rahmani
Judul : Mengamati nilai resistor berdasarkan kode warna
Tujuan : Diharapkan mahasiswa mampu mengenali macam-macam nilai resistor berdasarkan kode warna yang dimilikinya.

Kegiatan mahasiswa :
1. Mahasiswa mengamati, mencatat hasil pembacaan masing-masing nilai resistor.
2. Melaporkan (posting) hasil pembacaan masing-masing nilai resistor di blog kelompoknya.

Teori pendahuluan:
Nilai resistansi dari sebuah resistor dapat diketahui dengan beberapa cara antara lain:
1. Membaca kode warna gelang warna yang tertera di badan atau fisik dari resistor itu sendiri
2. Mengukurnya dengan menggunakan ohm meter
3. Membaca tulisan di badan resistor (khusus resistor dengan daya diatas 3 Watt)
Pada dasarnya resistor dengan kode warna di badannya memiliki daya sebesar ¼, ½, 1, 2, dan 3 Watt. Sedangkan yang berukuran diatas 3 Watt, misalnya 5 Watt maka bentuk fisik dari resistornya biasanya adalah seperti balok persegi panjang dengan tulisan nilai resistansi, toleransi dan daya kerja di badannya. Untuk nilai resistansi yang memiliki 5 gelang warna maka aturan pembacaannya adalah:
– Gelang 1 = angka pertama
– Gelang 2 = angka kedua
– Gelang 3 = angka ketiga
– Gelang 4 = angka pengali = 10x
– Gelang 5 = nilai toleransi (biasanya 1%, dengan gelang warna cokelat)

Langkah kerja :
1. Masing-masing ketua kelompok menyiapkan bahan berupa berbagai nilai resistor dan dimasukkan kedalam kantung plastik kecil
2. Masing-masing anggota kelompok mengamati dan mencatan nilai-nilai resistor yang didapat.
3. Hasil pengamatan dilaporkan oleh masing-masing kelompok pada blog yang sudah dibuat.
4. Ketua kelompok mencatat nama-nama anggotanya pada secarik kertas dan dimasukkan ke dalam plastik resistir yang diamati.

Tugas :
1. Carilah resistor pengganti dengan menghitung secara matematis (manual) keperluan nilai resistansi berikut ini, a.l. : 300 ohm, 800ohm, 510ohm, 2Kohm dan 5kohm berdasarkan hasil nilai-nilai resistor yang diamati.
2. Gambarlah hasil penghitungan manual untuk mencarai nilai resistor penganti sesuai point 1 di atas.
3. Ujicobalah hasil rangkaian yang dibuat dengan menggunakan similator EWB 5.12

Referensi :
Suryanto, F. ,2002. Dasar-dasar Teknik Listrik. Bina Adiaksara. Jakarta