Teori pendahuluan:
Multimeter seperti namanya adalah kumpulan alat ukur untuk mengukur besaran tertentu diantaranya adalah besaran tegangan yang diukur dengan Volt meter, besaran Arus yang dikukur dengan menggunakan Ampere meter dan besaran resistansi yang diukur dengan Ohm meter. Multimeter yang digunakan pada praktikum kali ini adalah multimeter analog yang masih menggunakan simpangan jarum yang berada pada skala tertentu untuk memperlihatkan hasil dari pengukuran besaran-besaran tersebut.
Pada multimeter analog, posisi nilai nol dari pembacaan yang dilakukan untuk besaran tegangan dan arus adalah berada pada posisi kiri dari tampilan angka-angka multimeter. Artinya bahwa nilai tegangan dan arus yang terukur akan semakin besar jika posisi jarum menyimpang lebih jauh dari posisi nol disebelah kiri dan akan dikalikan dengan nilai posisi selektor (saklar pemilih pengali hasil pengukuran).Sedangkan untuk pembacaan nilai resistansi, posisi nilai nol adalah berada pada posisi palin kanan. Untuk mengkalibrasi atau melakukan penyesuaian (adjustment) maka pada posisi pengukuran resistansi ini disediakan satu potensiometer yang dapat diputar untuk memposisikan jarum multimeter (ohm meter) pada posisi nol dengan cara memutarnya searah jarum jam atau berlawanan dengan jarum jam.
Yang perlu diperhatikan pada penggunaan Ohm meter ini bahwa Ohm meter menggunakan tegangan baterai sebesar tiga dan sembilan Volt saat dioperasikan untuk mengukur resistansi, termasuk pada saat selektor sudah berada pada posisi salah satu dari beberapa nilai pengali dalam pengukuran resistor. Untuk itu perlu diperhatikan bahwa setiap kali tidak melakukan pengukuran dengan multimeter, lebih-lebih dengan Ohm meter, maka posisi selektor multimeter harus berada pada posisi OFF atau paling tidak berada pada posisi AC Volt meter dengan skala tertinggi (x1000).
Lembar praktikum dapat diunduh